ke Monas? Sudah!

ibu memberiku hadiah. jika aku dapat 5 stiker pujian dalam minggu ketiga, ibu memberi aku hadiah petualangan. bulan ini hadiahnya ke monas. ini adalah kunjungan pertamaku ke Monas.

selama 3 tahun tinggal di depok, belum pernah sekalipun aku ke Monas. kalau ibu mengajakku ke kantornya di daerah Mangga Dua, aku bisa melihat Monas dari kereta. tinggi sekali.

pernah juga aku melihatnya lebih dekat lagi. dari stasiun gambir. wuih, sampai silau mataku melihat puncaknya.

kami-aku, ibu, dan teteh naik kereta ekspres dari stasiun depok baru. turun di stasiun gambir. dari gambir ibu dan teteh memutuskan untuk jalan kaki saja ke Monas. tapi bapak tukang bajaj sudah melambai-lambai ke arahku. wah, aku pingin naik bajaj saja. eits, ibu melotot ke arahku. aku makin kencang merengeknya. ‘kan kita jarang-jarang bu naik bajaj. di depok ‘kan tidak ada bajaj, kataku. akhirnya ibu mengalah. sampai di monas, ibu kembali mengomel. naik bajaj tidak sampai lima menit, tapi harus bayar delapan ribu. nanti pulangnya jalan kaki, kata ibu. beres, bu! tidak masalah.

rara-bosan-mengantrisampai di monas, kami langsung masuk antrian untuk naik ke puncak. orang-orang sudah berdiri mengular. uh, aku bosan. ibu mengajak ku untuk duduk di lantai, sementara teteh menunggui antrian. ibu memotretku berkali-kali. aku suka bingung, kenapa sih ibu suka sekali menjadikan aku objek fotonya? jeprat! jepret! jeprat! jepret!

setelah mengantri selama satu setengah jam, akhirnya kami naik juga kerara-lht-jakarta puncak. lift-nya cuma satu, itupun kecil. cuma muat untuk 11 orang dewasa. puncak monas memenuhi janjinya. aku bisa melihat jakarta. ada stasiun gambir dan juanda dari atas. ibu juga menjelaskan sejumlah gedung-gedung yang penting dan bersejarah. dalam dua puluh menit saja aku sudah bosan. mau turun, antri lagi…cape deh!

neng-dan-istiqlal1kami singgah di kawasan cawan. soalnya teteh mau foto dengan latar belakang mesjid istiqlal. teteh norak!

sekeliling monas ada tembok-tembok dengan relief dan patung-patung. ada patung gajah mada, arjuna, dan entah siapa lagi. ibu suka aku tanya-tanya, jadi aku tanya saja sekenanya. tapi ya gitu deh, aku sering lupa lagi.

di halaman monas, ibu mulai dengan ide gilanya lagi. membuat foto kitarara-dan-monas menjadi lebih besar dari monas. teteh adalah korban pertama. geser sana! agak ke kiri! tangannya ke atas! ke atas dikit lagi! senyum dong! teteh ketawa-ketiwi. neng malu bu, katanya. kalau malu makanya cepat bergaya, lagian panas nih, balas ibu. teteh makin cekikikan. malu bu, banyak orang, kata teteh lagi. ih, apa-apaan sih dua orang ini! sesi foto di bawah terik matahari ini memakan waktu setengah jam. fiuh!

rara-dan-patung

ibu dan teteh menepati janjinya. kita berjalan kaki menuju gambir. ibu memang konsistena tau pelit sih? meski gambir kelihatan dekat di mata, tapi ternyata capek di kaki. aku kan masih lima tahun, masak sih ibu tega menyuruh aku jalan kaki monas-gambir. enggak kan ya bu? aku digendong kan ya bu?memanah1

ps: sekarang kalau ada yang tanya: Rara sudah pernah ke Monas? jawabnya: sudah!

There are no comments on this post.

Leave a comment